visi & misi Asrama BSD
  • Kamis, 07 Maret 2013

    Iedul Adha 1434 H bersama GYD dan Giant BSD



    Langit cerah di atas Giant BSD pagi, jarum belum lagi menunjuk angka enam namun di pelataran parkir telah tampak karpet tergelar lengkap dengan mimbar khotib lengkap dengan takbir yang bertalu-talu sejak lepas subuh. Iedul Adha 2012 ini GYD kembali bekerja sama dengan Giant untuk melaksanakan shalat Iedul Adha, kali ini di lokasi BSD setelah tahun lalu di Bintaro.
    Bersama anak yatim dan dhuafa, staff dan pimpinan GYD dari seluruh cabang, masyarakat sekitar Giant BSD dan karyawan yang kebetulan tidak libur di hari ini mulai berdatangan memenuhi tempat yang telah disediakan oleh panitia, sampai akhirnya shalat Ied dimulai sekitar pukul setengah tujuh kurang lebih dua ratusan orang telah hadir. Khatib dan Imam shalat iedul adha, sama dengan tahun lalu, diisi oleh pimpinan dewan syariah GYD yakni Ust. Munif Hilabi.
    Mengingatkan kembali akan esensi  Iedul Qurban, Ust. Munif Hilabi menyampaikan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta menghubungkan kembali akan urgensi keadaan saat ini di mana dibutuhkan pengorbanan bagi kita semua tidak hanya berkorban harta benda namun dengan apapun yang kita cintai bahkan sampai pada berkurban atas ego masing-masing demi keutamaan Islam.
    GYD yang akan memotong qurban pada hari Sabtu atau 11 Dzulhijah 1434 H sampai dengan pagi ini telah diamanahkan oleh sekitar enam ratusan pengkurban, diharapkan sampai pendaftaran ditutup InsyaAllah akan terkumpul sampai dengan tujuh ratus pengkurban demikian menurut Humas GYD Bapak Mustaqiem. (iman)

    Sepotong Ramadhan di Asrama GYD Senopati


    Sore itu, seperti biasa, lalu lintas di Blok S sudah demikian padatnya ditambah lagi saat ini bulan puasa dimana banyak pegawai kantoran yang berlomba ingin berbuka puasa di rumah masing-masing membuat jalan yang setiap harinya langganan macet semakin parah saja.
    Azan ashar belum lagi berkumandang, akhirnya saya sampai juga di Asrama GYD, Senopati Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Satu dari dua belas asrama, yang tersebar dari Lampung sampai Surakarta, untuk anak dhuafa milik GYD. Asrama Senopati, demikian saya menyebutnya, belum lama berdiri kurang lebih satu tahun belakangan ini saja. Bila anda sering lewat daerah tersebut dapat melihat papan namanya besar terpancang di depan gedung yang terletak tepat pada perempatan Santa.
    Sore tidak menunggu, sejenak lagi azan ashar akan berkumandang. Saya memang ada janji dengan Kepala Asarama Senopati jam tiga sore untuk berbagi kisah akan kegiatan anak-anak yang tinggal di sana atau disebut dengan mukimin selama Ramadhan, bulan yang dimuliakan oleh ummat Islam ini. Asrama yang menampung sekitar enam belas anak-anak yang datang dari golongan kurang mampu atau dhuafa berkisar antara  yang paling muda empat tahun dan tertua berusia enam belas tahun. Kebanyakan dari mereka datang dari sekitar Jakarta baik itu Tangerang, Pandeglang dan sekitarnya namun ada satu mukimin yang jauh-jauh datang dari Purwodadi dan telah dua tahun ini betah tinggal bersama di Asrama GYD Senopati.
    Bapak Djumari adalah yang bertanggung jawab untuk mengawasi para mukimin Asrama GYD Senopati, bersama isteri dan anak-anaknya beliau sudah empat bulan ini menjalani tugasnya. Seorang bapak yang asli Pati, Jawa Tengah menjabat erat tangan saya saat pertama kali bertemu dengan gayanya yang khas bapak asrama dan ramah membuat saya merasa nyaman saat itu juga.

    Pria yang baru saja menginjak usia  kepala empat ini banyak bercerita mengenai suka-dukanya selama empat bulan menjadi kepala asrama GYD Senopati. Tidak jauh berbeda dengan kita para orang tua pada umumnya, namun dituntut untuk lebih lagi karena bukan satu atu dua anak yang diamahi kepada beliau tapi lebih dari sepuluh.
    Menurut Pak Djumari tidak ada kegiatan yang benar-benar dikhususkan selama Ramadhan saja namun apa yang dilaksanakan oleh anak-anak adalah meneruskan progam berjalan selama ini, hanya saja dengan dorongan-dorongan khusus agar lebih intens dilakukan.  Kecuali program untuk menghafal al matsurat  sebenarnya apa yang dilakukan selama ramadhan ini sudah rutin dilaksanakan, seperti tadarus, qiroat, shalat malam, tadarusan dan yang lebih dipacu lagi selama ramadhan ini adalah hafalan juz 30. Tentu saja, atas inisiatif Pak Djumari, ada intensif kecil-kecilan bagi para mukimin yang menurutnya sukses melaksanakan kegiatan tersebut selama Ramadhan.
    Anak-anak asrama GYD Senopati selama Ramadhan memang cukup sibuk dibanding bulan-bulan lainnya. Hampir setiap hari ada saja undangan untuk pengajian dan buka puasa bersama di sekitar Jakarta Selatan. Khawatir waktu anak-anak untuk beribadah dan belajar terganggu beliau membatasi maksimal sampai ke asrama kembali pukul tujuh malam untuk mereka mengulang pelajaran dan melaksanakan ibadah-ibadah semisal taraweh.
    Bebebrapa kegiatan bersifat fisik yang pada bulan lainnya kerap kali diikuti oleh anak-anak sengaja dikurangi seperti sekolah sepak bola dan latihan bela diri, dengan harapan fisik mereka tidak terlalu lelah.  Sejak dari menyajikan hidangan sahur anak-anak memang sengaja dilibatkan, paling tidak ikut membantun, ibu asrama yang juga isteri Pak Djumari. Belum lagi selain mereka dibiasakan untuk mengurus diri sendiri agar mandiri termasuk di dalamnya belajar mencuci dan menyetrika baju masing-masing. Untung saja di Asrama GYD ini tersedia mesin cuci, walau harus bergantian, namun sangat membantu.
    Pak Djumari berharap selama Ramadhan ini anak-anak yang dibawah pengawasan beliau dapat lebih faham akan misi yang diembannya, yakni menjadikan mereka sebagai insan yang disiplin, menghargai waktu juga jujur dan amanah dalam setiap tanggung-jawab.
    Ashar baru saja tiba dan kami menutup bincang-bincang ini dengan berjamaah bersama para mukimin. Sejenak saya tercenung sesaat sebelum takbirotul ihram bahwa di samping saya inilah para pewaris bangsa dan agama kita, semoga Allah SWT menjaga anak-anak ini dan menjadikan mereka insan-insan yang bermanfaat, bukan malah beban bagi masa depan. Saya bersyukur ada lembaga semacam GYD yang dengan bantuan dari para donator ikut menjaga tanggung-jawab bersama umat Islam di Indonesia. (iman)

    GYD Smart Competition 2012, Berani Untuk Percaya Diri!


    GYD kembali mengadakan acara rutin tiga bulanan pada 20-21 Oktober 2012. Sebuah acara yang bertujuan untuk memupuk mental dan semangat anak-anak yatim dan dhuafa mukimin asrama GYD yang tersebar di Jawa dan Sumatra minus cabang Lampung dan Surakarta. Bertempat di Buperta Cibubur, Jakarta Timur sekitar delapan puluhan anak-anak terjun ke dalam kompetisi yang menguji kecerdasan, daya ingat dan ketangkasan.

    Bertajuk GYD Smart Competition 2012 : Menuju Generasi yang Berani dan Percaya Diri, memang acara ini menurut ketua pelaksana Bapak Djumadi bertujuan untuk mengajarkan anak-anak binaan GYD akan persaingan sehat, sportif dan tentu saja membangun kejujuran, juga diharapkan apa yang didapatkan oleh anak-anak selama dua hari ini dapat membangun rasa percaya diri mereka dalam dunia nyata yang penuh persaingan kelak.
    Menurut beliau juga di ajang tiga bulanan ini anak-anak diuji dari pengetahuan ilmu pengetahuan dalam cerdas cermat sampai dengan kepiawaian mereka dalam tahsin dan tahfis Qur’an ditambah, khusus acara kali ini, juga puisi.
    Pak Djumadi kembali menyatakan dalam acara ini juga menjadi ajang bagi anak-anak dari berbagai asrama GYD untuk saling bersilaturahmi. Ada yang mendapatkan sahabat baru ada juga yang kembali bertemu setelah sekian bulan berpisah, suasana kehangatan antara mereka begitu terasa ditengah serunya kompetisi yang berlangsung selama dua hari itu.
    Hari kedua kompetisi, anak-anak binaan GYD kembali berkompetesi kali ini dalam kelihaian kerjasama tim dan ketangkasan fisik menjadi tema-nya. Dari permainan cerdas sekaligus menyenangkan sampai dengan permainan outbond yang menuntut mereka memecahkan berbagai persoalan yang hanya dapat dipecahkan bersama.
    Kompetisi ini mengambil juri dari berbagai sumber yang ahli dengan bidangnya dari guru sekolah sampai dengan guru ngaji semuanya berasal dari luar GYD. Dengan harapan hasil kompetisi ini dinilai secara objektif dan tentu saja dapat menjadi evaluasi tersendiri bagi para pengurus asrama maupun staff GYD lainnya.
    Hasil lengkap dari GYD Smart Competion 2012 yang ditutup pada hari Minggu 21 Oktober adalah sebagai berikut;
    - Puzzle : Juara I Asrama GYD Cibubur, Juara ke-2 Asrama GYD Bintaro dan urutan ke-3 Asrama GYD Kranggan.

    - Tahsin: Juara I adalah Khuluail dari Asrama GYD Bintaro, Juara ke-2 Alif dari Asrama GYD Senopati dan ke-3 diraih oleh Hafsyah Humaira daeri Asrama GYD Kramat Jati.
    - Tahfizd: Juara I Hafizdh dari Asrama GYD Kranggana, Juara ke-2 diraih Azizah Nasution dari Asrama GYD Cibubur sedangkan ke-3 direbut oleh Haroki dari Asrama GYD Senopati.
    - Cerdas Cermat : Peringkat pertama diraih oleh Asrama GYD Cibubur, kedua Asrama GYD Senopati, ketiga Kranggan dan Juara Harapan diraih oleh Asrama GYD Kramat Jati.
    - Ceramah : Juara I diraih Annisa Fitri dari Asrama GYD Cibubur, Juara 2 Oktavia Nurasifa dan ke-3 Catur dari Asrama GYD Kranggan
    - Puisi diraih masing-masing dari urutan pertama sampai ketiga adalah Rafiqah, Ma’ruf dan Anton dari asrama GYD Bintaro, Senopati dan terakhir Kranggan
    Lomba Azan : Peringkat pertama dan kedua diraih oleh Samsul dan Adam dari Asrama GYD Serang sedangkan peringkat ketiga jatuh ke tangan Heri dari Asrama GYD Senopati.

    Tim GDR (GYD Disester Relief ) Ringankan Beban Korban Banjir Jabotabek



       Jakarta memang sejak dahulu akrab dengan Banjir,berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana yang hammpir tiap tahun rutin menjadi tamu. Bahkan penanggulangan banjir di daerah jakarta pertama kali tercatat dalam prasasti tugu di Bogor Jawa Barat peninggalan Kerajaan pasundan, yang memperkuat bahwa banjir selama berabad - abad menjadi tamu jakarta.
    Dari setiap tahunnya banjir melanda Jakarta ada saja satu kali dalam beberapa tahun bencana ini lebih besar daripada sebelum nya, walaupun masih belum terbukti namun warga jakarta sering kali menganggap banjir besar melanda jakarta setipa lima tahun sekali, seperti 2013 misal nya.
    Terlepas dari sebab dan sejarah nya Banjir yang melanda Jakarta, GYD sangat prihatin akan kejadian yang kembali terulang untuk kesekian kalinya ini. Banyaknya korban banjir dari manula sampai balita terutama mereka yang datang dari golongan tidak mampu mendorong GYD untuk sebisa mungkin ikut serta meringankan beban mereka.
       Pada kejadian banjir 2013 yang mulai melanda warga Jakarta dan sekitarnya GYD telah menyalurkan bantuan ke beberapa titik yakni; Pandeglang Banten, Kampung Melayu Jaktim, Tambun Bekasi, Petogokan Jaksel dan Karawang Jabar.
       Bantuan berupa sembako dan beberapa item guna menunjang keseharian para korban banjir dalam menjalani keseharian mereka selama banjir belum surut ini sangat diapresiasi dengan baik oleh mereka yang menerima nya. Bahkan menurut kepala RW 06 Kelurahan Kampung Melayu, Bpk. H, Muhammad Awi, khusus daerah beliau baru kali ini sejak 1996 tersentuh bantuan padahal daerah tersebut dari tahun ketahun juga menjadi korban banjir.
    Banjir di RW 06 Kampung Melayu ini mencapai ketinggian 1,5m Lebih rendah satu meter dibanding banir 2007. Sementara, tumpas Bpk, H. Muhammad Awi ini lagi,warganya yang menjadi korban banjir kurang lebih 500 kepala keluarga.
    Satu hal yang special dari GYD untuk para korban adalah dengan didirikannya tenda-tenda semacam dapur umum namun dikhususkan untuk mengolah asupan untuk para balita, baik susu sampai dengan bubur kacang hijau, Dari tenda ini juga GYD menyediakan obat-obatan untuk penyakit yang biasa diderita oleh para balita kala dilanda banjir seperti saat ini. GYD Menyebut tenda-tenda special ini dengan sebutan Dapur Susu, Karena GYD Melihat yang paling menderita dikala seperti ini adalah ibu-ibu dengan anak-anak kecil yang menjadi tanggungan mereka.
    GYD berharap bantuan ini dapat meringankan penderitaan para korban banjir baik itu yang mengungsi ke tenda-tenda maupun mereka yang bertahan di rumah masing-masing sampai musibah ini berlalu. (iman)

    Selasa, 26 Februari 2013

    Masuk Islam setelah mengalami "Kejadian" Aneh dalam pesawat !



    Dia adalah Rita Rahmat, Direktur perusahaan komunikasi dan media relation Aircomm. Ia menuturkan awal mula kisahnya mengenal Allah ketika saat dia berada di titik terendah. Usahanya bangkrut, dan musibah datang bertubi-tubi. Ia mengurung diri di kamar, merenung. Rita kehilangan kepercayaan pada Tuhan. Daripada bingung berdoa pada banyak Tuhan, katanya, maka ia memutuskan 'berhenti' beragama. "Saya menyembah dan percaya pada Tuhan Sang Maha Pencipta, tapi tanpa agama," katanya.

    Ia memutuskan pergi dari Jakarta, menggarap tawaran proyek kecil di Pulau Bintan. Walau diakuinya, pekerjaan itu tak terlalu menolong secara ekonomi.

    Bahkan, ia pernah pulang ke Jakarta dari Bintan, dalam kondisi tak punya sepeser uangpun, dan terdampar di bandara Changi pula, karena tertinggal pesawat. Namun kini ia menyadari, itulah cara yang diatur oleh-Nya untuk hidup dalam tuntunan Islam.

    Dengan uang seadanya hasil pengembalian tiket, ia menyeberang ke Batam. Baru keesokan harinya ia kembali ke Jakarta dengan penerbangan berikutnya.

    Jalan pulang yang dilalui, tidaklah mulus. Cuaca burukpesawat bergetar hebat. Penumpang panik,termasuk Rita. "Saya berpikir tentang kematian. Bagaimana jika saya mati dan tak beragama?"  ia mengisahkan pada Republika , Rabu Siang.


    Tiba-tiba ia teringat Islam yang ajarannya sempat mencuri perhatiannya beberapa bulan terakhir. "Saya bersumpah dalam hati, jika pesawat berhenti terguncang, maka saya akan masuk Islam,"  ujarnya. Tak menunggu sampai semenit, seketika itu juga pesawat kembali tenang.

    Rita bersyukur. Namun, ia menyesali dengan sumpah yang dia ucapkan sebelumnya, dan mencoba meralatnya, dengan berusaha menyakinkan dirinya bahwa guncangan itu adalah akibat cuaca buruk, dan kini guncangan itu terhenti karena cuaca telah membaik, bukan merupakan campur tangan Allah.

    "Sesaat saja setelah pikiran itu terlintas, mendadak pesawat kembali terguncang, lebih hebat.Seketika itulah saya menyadari, Saya manusia lemah, ada yang lebih berkuasa atas saya. Islam, itu yang ada dalam benak hati saya," katanya, yang menyakinkan dirinya  bertekad untuk menjadi Muslim. Ia ingat,  kejadian waktu itu menunjukkan pukul 17.35, di penghujung tahun 1999. Ia pulang karena untuk menghormati keluarga besarnya yang merayakan Natal.

    Sampai di Jakarta, Rita belajar tentang Islam. Hingga ia mantap untuk bersyahadat, dan menghadiahkan Islam bagi dirinya sendiri, di hari ulang tahunnya, 2 April.

    Masuk Islamnya terjadi di Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Ia Bertemu dengan seorang guru mengaji di lantai dua yang tengah mengajar seorang ibu dengan anak gadisnya, ia mengutarakan niatnya. Sang guru mengaji menyarankan untuk menunggu hingga Maghrib. "Namun saya minta bersyahadat saat itu juga, dan dia menuntun saya," ujarnya. Ia bersyahadat disaksikan dua orang yang ada di situ. Ia melihat arlojinya,jarum jam menunjukkan pukul 17.35. "Waktu yang sama dengan saat saya bersumpah akan masuk Islam."  tuturnya.

    Maghrib menjelang, ia terharu ketika banyak mualaf berdatangan, menyalaminya. Ia melakukan shalat pertamanya, berjamaah. "Saya dituntun berwudhu, diajari sebentar tentang shalat. Karena saya hanya bisa membaca Al Fatihah, itulah yang saya baca sepanjang shalat," kenangnya.

    Pulang dari Al Azhar, ia pergi ke Melawai, membeli perlengkapan shalat.

    Hal terberat adalah ketika memberitahu keluarga tentang keislamannya. Ibunya terdiam, dan menyodorkan Injil padanya. Ia menggeleng. "Saya sudah memutuskan Islam, tapi walau begitu saya tetap Rita anak mama." tutur rita. Sang ibu menunduk, meneteskan air mata.

    Demi menghormati sang mama, saat ibunya itu berkunjung. Rita selalu pergi ke masjid jika hendak menunaikan shalat, "Saya tak ingin frontal di depan mama," ujarnya.

    Namun ia selalu meyakinkan ibunya, bahwa Islam adalah pilihan hatinya. Lama-lama hati sang mama luluh. Dua bulan kemudian, ia harus kehilangan papanya, berpulang ke alam baka.

    Rita berkisah, ajaran Islam tentang berbaik sangka benar adanya. Apalagi berbaik sangka pada nikmat Allah. ia kerap menemukan 'keajaiban' berbaik sangka ini.

    Salah satunya, saat ia berniat umrah Ramadhan. "Daripada berlebaran di Jakarta seorang diri, mending saya berumrah dan berlebaran di sana," katanya.

    Namun, pendaftaran telah ditutup. Pemilik biro malah menyarankan untuk berhaji. "Saya tak punya uang," katanya.

    Namun, saran pemilik biro menyarankan untuk mengisi  melaukan pendaftaran berkas untuk berhaji,kemudian menyerahkannya kembali. "Toh kamu bisa batal seandainya urung," katanya. "Niat saya ke Tanah Suci baik, insya Allah, Allah memberi jalan."

    Tak disangka, sepulang dari biro haji, ia ditelepon stafnya. Proposal proyeknya berhasil, dan ia mempunyai sisa uang lebih untuk melunasi ongkos haji.

    Rita memandang hidup bak puzzle. Saling terangkai. Ibadah haji pulalah yang mengantarkannya pada jodohnya saat ini, Hari Rahmat. "Dua bulan berkenalan, kami menikah," ujarnya.

    Menurut Rita, hidup akan mudah jika selalu berbaik sangka. Ia juga memegang teguh satu filosofi lain:"Mudahkan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita."

    "Bantulah siapa saja, tak usah melihat latar belakangnya," kata dia yang mengaku hubungannya dengan keluarga tetap terjalin baik hingga saat ini.

    "Kuncinya saling menenggang, saling bertoleransi," ujar ibu satu anak yang kini aktif sebagai relawan di sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada penderita lupus ini.


    republika,
    ------------------------------------------------------------------------------------------

    حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
    قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

    Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu At Tayyah dia berkata; saya mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    "Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah kalian mempersulitnya, buatlah mereka tenang dan jangan membuat mereka lari." 
    (HR Bukhari dan Muslim dengan jalur sanad berbeda)

    Senin, 25 Februari 2013

    fakta ilmiah mengapa daging BABI diharamkan

     Fakta Mengejutkan Kenapa Daging Babi itu Haram.
    Sebuah penelitian ringan yang dilakukan oleh dua orang mahasiswa menunjukkan saat daging Babi di Siram Cola (minuman bersoda) Setelah beberapa saat akan muncul belatung-belatung yang keluar dari daging Babi.

    Video ini akan menjelaskan fakta mengapa Islam mengharakan daging Babi.

    Jumat, 22 Februari 2013

    AHLI NEUROLOGY AUSTRIA MEMBEBERKAN FAKTA MENGEJUTKAN TENTANG WUDHU .. (Subhanallah ..!) ...

    Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.

    Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

    Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

    Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

    Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

    Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?

    Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

    Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.

    Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).

    Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya.

    Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran.

    Wudlu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudlu.[] (situslakalaka)