Kamis, 07 Maret 2013

Tim GDR (GYD Disester Relief ) Ringankan Beban Korban Banjir Jabotabek



   Jakarta memang sejak dahulu akrab dengan Banjir,berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana yang hammpir tiap tahun rutin menjadi tamu. Bahkan penanggulangan banjir di daerah jakarta pertama kali tercatat dalam prasasti tugu di Bogor Jawa Barat peninggalan Kerajaan pasundan, yang memperkuat bahwa banjir selama berabad - abad menjadi tamu jakarta.
Dari setiap tahunnya banjir melanda Jakarta ada saja satu kali dalam beberapa tahun bencana ini lebih besar daripada sebelum nya, walaupun masih belum terbukti namun warga jakarta sering kali menganggap banjir besar melanda jakarta setipa lima tahun sekali, seperti 2013 misal nya.
Terlepas dari sebab dan sejarah nya Banjir yang melanda Jakarta, GYD sangat prihatin akan kejadian yang kembali terulang untuk kesekian kalinya ini. Banyaknya korban banjir dari manula sampai balita terutama mereka yang datang dari golongan tidak mampu mendorong GYD untuk sebisa mungkin ikut serta meringankan beban mereka.
   Pada kejadian banjir 2013 yang mulai melanda warga Jakarta dan sekitarnya GYD telah menyalurkan bantuan ke beberapa titik yakni; Pandeglang Banten, Kampung Melayu Jaktim, Tambun Bekasi, Petogokan Jaksel dan Karawang Jabar.
   Bantuan berupa sembako dan beberapa item guna menunjang keseharian para korban banjir dalam menjalani keseharian mereka selama banjir belum surut ini sangat diapresiasi dengan baik oleh mereka yang menerima nya. Bahkan menurut kepala RW 06 Kelurahan Kampung Melayu, Bpk. H, Muhammad Awi, khusus daerah beliau baru kali ini sejak 1996 tersentuh bantuan padahal daerah tersebut dari tahun ketahun juga menjadi korban banjir.
Banjir di RW 06 Kampung Melayu ini mencapai ketinggian 1,5m Lebih rendah satu meter dibanding banir 2007. Sementara, tumpas Bpk, H. Muhammad Awi ini lagi,warganya yang menjadi korban banjir kurang lebih 500 kepala keluarga.
Satu hal yang special dari GYD untuk para korban adalah dengan didirikannya tenda-tenda semacam dapur umum namun dikhususkan untuk mengolah asupan untuk para balita, baik susu sampai dengan bubur kacang hijau, Dari tenda ini juga GYD menyediakan obat-obatan untuk penyakit yang biasa diderita oleh para balita kala dilanda banjir seperti saat ini. GYD Menyebut tenda-tenda special ini dengan sebutan Dapur Susu, Karena GYD Melihat yang paling menderita dikala seperti ini adalah ibu-ibu dengan anak-anak kecil yang menjadi tanggungan mereka.
GYD berharap bantuan ini dapat meringankan penderitaan para korban banjir baik itu yang mengungsi ke tenda-tenda maupun mereka yang bertahan di rumah masing-masing sampai musibah ini berlalu. (iman)

0 komentar:

Posting Komentar